Channelindonesia.id – Institute of Integrated Electrical Engineers of the Philippines, Inc. (IIEE) adalah organisasi praktisi teknik listrik dan satu-satunya organisasi profesional terakreditasi (APO) praktisi listrik oleh Professional Regulation Commission (RRC) dengan RRC Cert. No. I-APO-016, didirikan pada tahun 1975.
IIEE mengadakan Konvensi Nasional Tahunan virtual melalui Zoom, dan ASEAN and Asia Pacific Engineering Registry Committee (AAPER), PEE Mentoring Committee, dan College of Fellows Committee yang mempelopori Membangun Jalur Karir untuk Global Pengakuan, pada Selasa 8 November 2022 Waktu Filipina.
Acara ini menghadirkan beberapa pembicara dari Filipina dan negara lain seperti Malaysia. Hadir selaku Keynote Speaker yakni Engr. Federico A. Monsada, Presiden Dewan Teknologi Filipina (PTC).
Ia mempresentasikan pengenalan contoh atribut lulusan dan kompetensi profesional yang diterima secara internasional untuk mencapai komparabilitas global pendidikan dan praktik teknik.
Sementara pembicara lainnya, Engr. PTC Registrar Negara Romulo mempromosikan mobilitas insinyur yang memenuhi syarat melalui pengakuan timbal balik atas kualifikasi dan pengalaman.
Ir. Yau Chau Fong (Head of AER Commissioner) memaparkan bagaimana para insinyur di ASEAN dapat mempraktikkan mobilitas.
Ia menyebutkan, karena kita berada di bawah Komunitas ASEAN, Insinyur Filipina sekarang dapat dengan mudah melakukan proyek Malaysia atau Indonesia bahkan dari negara asalnya.
“Mereka dapat mengekspor karya-karya rekayasa ke negara-negara tetangga dan melakukan kunjungan lapangan di lokasi proyek,” ujar Yau Chau Fong.
“Kita mungkin menemukan begitu banyak Insinyur ASEAN juga bekerja di timur tengah dan telah diakui sebagai ASEAN Engineering Register (AER),” tambahnya.
Sementara itu, Ir. Habibie Razak selaku Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan juga Country Director SMEC International (Indonesia Operation), Surbana Jurong Group, memaparkan pengalamannya dalam “Jalur Karir Building Engineer untuk Pengakuan Global; Perspektif Indonesia/PII”.
Beberapa garis besar yang dibahas Ir. Habibie Razak dalam Konvensi tersebut di antaranta, Transformasi Profesi Insinyur pasca terbitnya UU No. 11/2014, Praktik Profesi Insinyur (PE) di Indonesia, Jalur Karir Insinyur; Pengakuan Global, Tantangan Global dari Insinyur Profesional (PE); Transisi Energi dan Tantangan Global Insinyur Profesional (PE); Digitalisasi & Otomasi di Sektor MEA.
“Jalur Karir Insinyur dimulai dari Level Insinyur Junior hingga insinyur berpengalaman yang lebih matang dan memutuskan jalur mana yang akan mereka pilih, Manajemen Proyek, Spesialis atau Pengembangan Penjualan & Bisnis. Apakah kita memilih bekerja di dalam negeri atau di luar negeri, apakah kita bekerja sebagai profesional atau membuat bisnis sendiri?,” ucap Ir. Habibie.
Ir. Habibie sendiri untuk mencapai puncak karirnya sebagai Country Director dari perusahaan konsultan teknik terkemuka membutuhkan waktu setidaknya 18 tahun untuk bertahan di jalur karirnya mulai dari tingkat insinyur junior, insinyur, insinyur proyek, manajer proyek, direktur proyek, penjualan dan bisnis direktur pengembangan sampai dia menjadi direktur negara.
Ir. Habibie juga menyampaikan pesannya kepada peserta seminar bahwa Tantangan global Engineering (Digitalisasi dan Otomasi) menuntut SEAN Engineers untuk fokus pada upskilling dan peningkatan kompetensi yang berkelanjutan.
“Daya saing global Insinyur ASEAN sangat perlu didukung dengan Sertifikasi Internasional yang difasilitasi oleh PII melalui Kerjasama dengan Pihak Asing (G to G) MRA atau melalui International Engineering Alliances),” jelasnya.
Sesi terakhir menghadirkan Dr. Florigo Varona yang memberikan update, kegiatan terkait dan orientasi pada ASEAN/ACPE/APEC/AAE/AT Engineering Register.
Ajang bergengsi tersebut dihadiri hampir 1000 insinyur yang bekerja di berbagai disiplin ilmu teknik di Filipina. (Rls)