ChannelIndonesia.id, – Aliansi Masyarakat Anti Korupsi Sulawesi Selatan (MARS) memperingati Hari Anti Korupsi Se-Dunia dengan menggelar aksi perfomance art Seni Melawan Korupsi di bawah jembatan layang fly over Makassar, Kamis, (08/12/2022).
Aksi Hari Anti Korupsi Se-Dunia tersebut diperingati dengan menampilkan 10 pelukis yang menumpahkan kritiknya melalui simbol gambar lukisan.
Peneliti Lembaga Anti Corruption Commitee (ACC) Sulawesi, Hamka mengatakan aksi peringatan Hari Anti Korupsi Se-Dunia di Makassar kali ini mengangkat tiga isu yakni penegakan hukum, demokrasi dan anti korupsi.
Hamka menjelaskan isu penegakan hukum disuarakan mengingat masih banyaknya kasus-kasus korupsi yang belum terselesaikan.
“Kami angkat karena masih banyak kasus-kasus korupsi yang belum terselesaikan,” ungkapnya.
Kedua, isu demokrasi yang disuarakan melihat banyaknya kasus-kasus money politik saat pemilu maupun pilkada. Selain itu, pengesahan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang dianggap memuat sejumlah pasal bermasalah dan mengancam kebebasan berekspresi.
“Di demokrasi kita juga angkat ada pengesahan undang-undang, kitab undang-undang hukum pidana. Kami anggap ada beberapa pasal yang kami anggap bahwa itu bisa mengancam atau membahayakan bagi kebebasan berekspresi,” sambungnya.
Selanjutnya, isu soal korupsi yang disuarakan mengingat peringatan Hari Anti Korupsi yang dilakukan pemerintah hanya sebatas gimik yang tidak diimplementasikan dalam sikap.
“Hari Anti Korupsi yang dilakukan oleh pemerintah atau sebagainya itikan ada sebatas gimmik, tidak dalam bentuk apakah anti korupsi itu dipakai betul atau tidak atau dalam sikap itu ada betul atau tidak,” ujarnya.
Salah satu pelukis, Budi Hariawan menjelaskan makna lukisannya menggambarkan kondisi sumber daya dan kekayaan negara diperebutkan dan hanya dimiliki sebagian kelompok tertentu.
Sementara itu, masyarakat hanya menjadi penonton dan tidak dapat menikmati sumber daya dan kekayaan negara yang ada.
“Singkatnya hari ini menggambarkan kondisi sumber daya, kekayaan negara itu diperebutkan atau dimiliki oleh sebagian orang. Adapun mereka juga bertengkar karena kita secara rakyat atau secara umum sebagian besar menjadi penonton tidak bisa menikmati,” pungkasnya.