ChannelImdonesia.id, – Baru-baru ini dunia maya kembali digegerkan oleh kasus penipuan dengan modus ekspedisi mengirimkan sebuah foto paket berbentuk APK melalui via WhatsApp.
Faktanya, foto yang dikirimkan bukanlah foto paket barang melainkan sebuah aplikasi yang diduga sangat berbahaya ketika diunduh.
Setelah ramai di dunia maya, polisi pun langsung menyelidiki dugaan modus penipuan tersebut. Berdasarkan beberapa informasi yang dikumpulkan, ternyata APK tersebut berbahaya yang bisa mengambil data pribadi hingga menguras rekening.
Baru-baru ini, di lini masa, seorang pemerhati kejahatan siber @evan_neri.tftt membagikan screenshot dengan edukasi di keterangan.
Hal ini terjadi pada beberapa pengguna media sosial, termasuk Evan. Ia merupakan salah satu korban terlanjur mengunduh file tersebut. Tanpa sadar, saldo di rekening langsung ludes seketika. Padahal korban mengaku tidak menjalankan atau membuka aplikasi apa pun atau mengisi user id maupun password di situs lain.
“Diduga file yang dikirim oleh pelaku dan diunduh oleh korban tsb adaah exploit yang berjalan di latar belakang untuk mengambil data korban (seperti aplikasi perbankan yang dibuka oleh korban lalu mengintip user ID dan password), atau istilah dalam dunia hacking disebut SNIFFING,” ujar Evan melalui akun Twitter miliknya yakni @evan_neri.tftt.
Atas terjadinya beberapa modus penipuan tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan hingga kini pihak Polda Metro Jaya belum menerima laporan terkait penipuan yang ada. Dia meminta korban segera melapor agar memudahkan polisi dalam mengusut perkara yang ada.
“Kita belum terima laporan seperti itu dari masyarakat yang jadi korban seperti itu. Kalau ada imbauan, tentunya mengimbau kepada masyarakat, khususnya di wilayah Jakarta yang jadi korban kasus seperti itu, agar segera melaporkan kepada kepolisian untuk kita ambil tindakan hukum terhadap penipuan yang bermodus seperti itu,” kata Zulpan dikutip dari Detik.Com, Rabu (7/12/2022).
Lebih lanjut, Zulpan mengimbau kepada seluruh masyarakat luas agar lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya pada pesan-pesan yang mencurigakan.
“Kemudian imbauan yang bersifat edukasi tentunya adalah agar kepada masyarakat agar lebih hati hati lagi apabila menerima pesan pesan seperti itu yang dirasa mencurigakan. Apalagi dirasakan tidak pernah melakukan transaksi dan komunikasi ekonomi atau kegiatan perdagangan dengan yang ditawarkan, itu jangan langsung mengikuti petunjuk dan perintah dalam pesan singkat itu,” kuncinya.