ChannelIndonesia.id, – Program Studi Pendidikan Jasmani (Penjas) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Megarezky (Unimerz) melakukan kunjungan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Khusus Keberbakatan Olahraga Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang beralamat di Jalan Pajjaiang, Kompleks GOR Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, pada Senin (30/1/2023).
Adapun tujuan dari kunjungan tersebut ialah untuk melakukan sosialisasi terkait pencegahan dan perawatan cedera. Diketahui, pelaksanaan sosialisasi ini merupakan tugas final mata kuliah Pencegahan dan Perawatan Cedera yang diprogram oleh mahasiswa semester V prodi Penjas di Unimerz.
Dalam keterangannya, Wahyu Munandar, M.or selaku Dosen Pengampuh mata kuliah menuturkan, bahwa SMA Khusus Keberbakatan Olahraga menjadi sasaran utama dalam sosialisasi kali ini.
“Agar output dari mata kuliah ini tepat sasaran maka memang pas jika materi ini disampaikan di sekolah keberbakatan olahraga yaitu materi tentang bagaimana mencegah agar tidak terjadi cedera baik pada saat melakukan praktek pembelajaran ataupun latihan, mengingat kegiatan pelatihan fisik dan teknik di SMANKO memiliki porsi lebih banyak daripada pembelajaran umum, sehingga peluang terjadinya cedera baik secara langsung, tidak langsung maupun secondary injury yaitu cedera pada tempat/ bagian yang sama disebabkan karena penyembuhan yang tidak maksimal dan memaksakan melakukan latihan fisik,” ujarnya.
Selain itu, dalam pemaparannya, ia juga sedikit menjelaskan terkait factor terjadinya cedera dan beberapa contoh cedera pada saat olahraga.
“Olahraga adalah media dalam mewujudkan terjadinya cedera/trauma/injury. Hal ini karena beberapa faktor diantaranya warming up dan stretching yang kurang maksimal kemudian melakukan latihan inti dengan intensitas yang tidak teratur menyebabkan beberapa bagian tubuh mengalami tekanan yang tinggi. Cedera olahraga terjadi pada sistem musculoskeletal yaitu sistem gerak tubuh yang terdiri dari otot, tulang dan sendi,” jelasnya.
“Beberapa contoh cedera yang biasa terjadi pada saat latihan fisik diantaranya; memar,lebam/constusio, kram otot, strain dan sprain, dislokasi, fraktur, pingsan dan pendarahan. Jika pada prosedur pelaksanaan latihan telah terpenuhi tetapi cedera tidak dapat dihindari maka metode yang paling pas untuk bisa dipraktekkan adalah metode Rest, Ice, Compression dan Elevation (RICE),” imbuhnya.
Terakhir, Wahyu Munandar, M.Or juga menegaskan agar para siswa tidak menyepelekan Tindakan pemanasan saat hendak melakukan olahraga.
“Kepada para siswa agar tidak menyepelehkan pemanasan yang merupakan prosedur awal sebelum latihan dengan cara jogging untuk menaikkan suhu tubuh, kemudian stretching yaitu peregangan otot dan persendian dengan maksimal agar ketika melakukan latihan inti sistem gerak tubuh menjadi luwes, latihan inti sebaiknya dimulai dengan intensitas yang ringan-sulit agar tubuh dapat beradaptasi dengan teknik-teknik yang diterapkan kemudian cooling down adalah prosedur terakhir agar sirkulasi darah menjadi terjaga ketika tubuh mengalami kondisi up and down pada saat latihan. Prosedur ini merupakan tips yang diharapkan dapat diaplikasikan oleh para atlet-atlet muda SMANKO,” pungkasnya.
Praktek penanganan cedera ini langsung diperlihatkan oleh Wahyu selaku pemateri dan Agus Ismail, M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Jasmani FKIP Universitas Megarezky.
Salah satu siswa kelas III yang juga merupakan atlit senam muda kota Makassar yang menjadi klien karena mengalami sprain engkle yaitu dengan memberikan penanganan pembalutan menggunakan media Proteksi cedera dan elastic bandage. Lalu ditambahkan penanganan cedera melalui teknik massage cedera oleh Agus.
Sementara itu, Atmam Amir, S.Pd.,M.Pd.,AIFO selaku Guru Penjas SMANKO Sulsel memberikan saran agar para siswanya menjadikan prodi Penjas di unimerz sebagai pilihan pertama pada jenjang Pendidikan sarjana nanti.
“Saya sangat menyarankan kepada siswa agar menjadikan Prodi Penjas FKIP Universitas Megarezky sebagai pilihan kelak jika ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi,” pintanya di hadapan rombongan Unimerz dan peserta sosialisasi.