Channelindonesia.id – Polemik mengenai pasar murah yang digelar oleh UPZ Pemprov pada acara HUT ke-63 Kabupaten Enrekang, akhirnya terjawab tuntas.
Awalnya, UPZ disangka menggunakan dana zakat dari ASN untuk menjual sembako. Namun ternyata itu berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) salah satu bank.
Hal ini dibenarkan Komisioner Baznas Enrekang, Dr. Ilham Kadir. Menurutnya, ada miskomunikasi antara Baznas Enrekang dan UPZ Pemprov.
“Awalnya masyarakat mengira sembako itu dibeli dari dana zakat dari PNS Pemprov. Makanya ada sorotan. Faktanya ternyata itu dana CSR,” kata Dr. Ilham kepada media, Kamis (02/03/2023).
Oleh karena itu, kata dia, sah dan boleh saja didistribusikan dalam bentuk sesuai kesepakatan pemberi CSR. Dalam hal ini, UPZ menggelar pasar murah di Enrekang.
“Ini justru patut kita apresiasi, UPZ Pemprov yang telah datang menyalurkan CSR ini kepada masyarakat,” ujarnya.
Baznas Enrekang berharap ke depan, bisa terus bersinergi dengan pelbagai pihak termasuk UPZ Pemprov, dalam hal pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq dan sedekah serta dana sosial keagamaan lainnya.
Rupanya fakta terungkap, Ilham Kadir tidak memahami situasi di lapangan. Beredar statement, Ilham Kadir mengakui UPZ Pemprov Sulsel menggunakan CSR.
“Beresmi Bosku. Katanya dia pakai CSR Bank…,” Kata, Ilham Kadir dala percakapan grup Massenrempulu.
Menanggapi statemen Ilham Kadir mendapat reaksi dari Pemerhati pemerintahan Kabupaten Enrekang, Ridwan. Bagi Ridwan penjelasan, Ilham Kadir tidak sesuai fakta di lapangan.
“Ini program pemprov Sulsel. Seharunya Ilham Kadir konformasi ke Baznas di Makassar atau Pemprov Sulsel, bukan plin-plan asal komentar tidak kroscek di lapangan. Pak Ilham Kadir bukan putra daerah asli Enrekang, jangan seola mau merusak pembangunan dan kesejahteraan di kampung halaman kami. Pak Ilham Kadir harus jaga sikap sebagai tokoh ulama dan akademisi di Kabupaten Enrekang,” ungkap Ridwan. (*)