AM Iqbal Parewangi dan Muchtar Tompo Hadiri Musda Muhammadiyah Bantaeng

0
302

Channelindonesia.id – Musyawarah Daerah (Musda) ke-15 Muhammadiyah dan Musda ke-13 ‘Aisyiyah Bantaeng digelar sehari setelah Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda) di halaman gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantaeng.

Kegiatan tersebut mengusung tema “Mencerahkan Umat, Memajukan Bantaeng” dan berlangsung pada Sabtu, 29 April 2023.

H. Amri Pakkanna, Ketua PDM Bantaeng menyebutkan tugas pokok Muhammadiyah di Bantaeng yaitu menggerakkan dakwah amar makruf nahi mungkar.

“Gerakan Muhammadiyah Bantaeng terus mengedepankan dakwah amar makruf nahi mungkar melalui amal usaha pendidikan dan pondok pesantren, rumah tahfiz di Masjid Raya ini, terutama juga dalam perekonomian, serta berperan penting dalam musibah yang pernah dilanda di Bantaeng ini seperti Covid-19,” tuturnya.

Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, H. Rakhim Nanda menyampaikan lima hal yang harus diketahui oleh kader Muhammadiyah.

“Kita di Muhammadiyah ini harus berperan di lima hal. Yang pertama berperan dalam dakwah amar makruf nahi mungkar, kedua, Muhammadiyah memegang prinsip mengelola organisasi sesuai dalam QS. Ali Imran ayat 158. Yang ketiga, Muhammadiyah harus memerhatikan Darul Adhi Wasysyahadah, kalau bahasa Bantaengnya itu Butta Passolongan Cera’. Selanjutnya berhubungan dengan point’ tadi, yaitu Muhammadiyah itu taat pada falsafah negara. Dan terakhir, Muhammadiyah itu sifatnya kekeluargaan,” pungkasnya.

Turut hadir dalam sesi pembukaan Musyda mantan anggota DPR RI 2014-2019 AM Iqbal Parewangi dan Muchtar Tompo juga mantan DPR RI 2014-2019.

Iqbal memberikan tanggapan positif pada Musyda tersebut setelah sesi pembukaan Musyda yang menyebutkan bahwa kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah baik secara struktural dan tidak atau sudah selesai berstruktural itu terbukti masih aktif.

“Secara prinsip, tidak ada orang Muhammadiyah yang demisioner dari Muhammadiyah. Semua orang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah itu tetap aktif. Apa yang membuat kader Muhammadiyah itu berhenti, yaitu ketika ajal menjemput. Itulah batas seorang kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam kerja-kerja keummatan,” jelasnya.

Pada waktu yang bersamaan, Muchtar mengapresiasi penuh dan memberikan dorongan semangat dalam kerja-kerja keummatan.

“Secara prinsip, tidak ada orang Muhammadiyah yang demisioner dari Muhammadiyah. Semua orang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah itu tetap aktif. Apa yang membuat kader Muhammadiyah itu berhenti, yaitu ketika ajal menjemput. Itulah batas seorang kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam kerja-kerja keummatan,” katanya.

Citizen Report: Iswatun Hasanah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini