Unibos Jadi Contoh Kampus Swasta dengan Kerjasama Terbaik Lingkup LLDIKTI Wilayah IX

0
214

Channelindonesia.id – Universitas Bosowa (Unibos) sambut Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pengelolaan Kerja Sama Perguruan Tinggi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek).

Monev ini dalam rangka memetakan pelaksanaan, pencapaian, dan kendala yang dihadapi perguruan tinggi, untuk mengimplementasikan kerjasama dalam bingkai kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Tim Monev Ditjen Dikti Ristek dihadiri Subkoordinator Kerjasama Firman Hidayat, Koordinator Substansi Umum Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat Yayat Hendayana, Subkoordinator Hubungan Masyarakat Doddy Zulkifli Indra Atmaja, dan Pelaksana Hubungan Masyarakat M. Syariffuddin Fajri.

Kegiatan ini disambut langsung oleh Rektor Universitas Bosowa, Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T, M.Si bersama para vice rektor dan dekan se-Universitas Bosowa, yang dilaksanakan diruang Rapat Senat Unibos Lt 9 Gedung 1 Unibos. Jumat 16 Juni 2023.

Dalam pemaparan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pengelolaan Kerjasama Perguruan Tinggi Ditjen Dikti Ristek, Firman Hidayat menjelaskan bahwa Universitas Bosowa menjadi satu satunya Universitas Swasta yang menjadi sample dalam Monev Kerjasama lingkup LLDIKTI Wilayah IX.

“Dari beberapa dokumen pelaporan kerjasama yang kami terima, kami anggap Unibos ini sudah melakukan kerjasama dengan berbagai mitra, mulai MoU hingga PKS, istilahnya sudah on the good track,” ungkapnya.

Firman Hidayat juga menuturkan kerjasama adalah indikator kinerja utama ke 6 yang berorientasi pada program studi bekerja sama dengan kelas dunia serta mitra yang berkualitas.

“Kami mengawal pengukuran indikator ke 6, setelah evaluasi, ditemukan sebelum 2020 kerjasama yang dilakukan PT (Perguruan Tinggi) mayoritas MoU (Memorandum of Understanding) yang dilakukan terlalu banyak sedangkan MOA (Memorandum of Agreement)/PKS sangat minim,” jelas Firman Hidayat.

“Terdapat sanksi bagi perguruan tinggi yang tidak melaporkan kerjasamanya, berupa sanksi tertulis,” tambahnya.

Di akhir pemaparannya, ia menegaskan bahwa yang paling diharapkan dari MoU yang telah dilakukan adalah IA (Implementation Arrangement).

Selanjutnya, Rektor Universitas Bosowa menyampaikan apresiasi dan sambutannya yang mendalam kepada tim monev.

“Dari MoU hingga PKS (Perjanjian Kerja Sama) akan dilakukan ketika dinilai memiliki nilai manfaat, di sisi lain kami telah melakukan MoU dengan salah satu Perguruan Tinggi di Taiwan, berupa kerjasama di bidang pertanian, bentuknya ke orientasi dan research,” papar Prof Batara.

Sebagai penutup, Prof Batara juga menyampaikan dalam satu tahun periode jabatannya, segala MoU dievaluasi, kemudian MoU yang tidak strategis dan bernilai manfaat maka dihentikan.

“Telah tersedia 32 pusat studi bentuk kerjasama dalam pengembangan studi dan penelitian. Tentu banyak hal yang perlu kita evaluasi termasuk dengan sistem yang sudah terbangun, serta diharapkan kampus ini dapat mengerahkan semua stakeholder,” pungkasnya.

Di akhir kegiatan, para dekan se-Universitas Bosowa diberi waktu untuk memberikan presentasi singkat terkait capaian kegiatan yang telah dilakukan hingga perjanjian kerjasama yang telah terealisasi oleh setiap fakultas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini