Channelindonesia.id – Program Studi Ilmu Falak bersama Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Falak UIN Alauddin Makasar melakukan pengamatan Bulan Bersama dalam rangka merayakan International Observe the Mohon Night (InOMN) 2023.
Kegiatan tersebut digelar di Kampong Kopi Pattallassang, Kabupaten Gowa. Jumat-Minggu, 20 Oktober 2023.
Dalam tradisi tahunan observasi bulan yang dikenal sebagai International Observe the Moon Night (InOMN), terdapat dua kriteria ilmiah yang telah ditetapkan dan harus dipertimbangkan dengan cermat:
Kriteria Waktu Pengamatan
Pengamatan untuk InOMN dijadwalkan khusus pada malam Minggu. Selain itu, sangat penting bahwa waktu pengamatan harus berada dalam fase seperempat bulan awal sesuai dengan kalender Hijriyah.
Dalam konteks kalender Gregorian, fase tersebut harus berada dalam rentang bulan September, Oktober, atau November.
Penetapan waktu ini bukan tanpa alasan, tetapi didasarkan pada pertimbangan visibilitas optimal bulan dan relevansi dengan tradisi kalender Hijriyah.
Kriteria Metodologi Pengamatan
Mengenai alat yang digunakan, teleskop menjadi instrumen utama dalam pengamatan ini. Penggunaan Teleskop bertujuan agar setiap partisipan, mulai dari peneliti profesional hingga pengamat amatir, dapat memeriksa dengan ketelitian struktur geomorfologi permukaan Bulan. Ini mencakup kawah, formasi geologis lainnya, serta fenomena alam yang mungkin terjadi pada saat itu.
Berdasarkan kedua kriteria di atas dan setelah melalui serangkaian analisis data astronomi yang mendalam, tanggal 21 Oktober 2023 telah ditetapkan sebagai hari InOMN.
Menariknya, tanggal ini juga bertepatan dengan fase seperempat awal bulan Rabiul Akhir 1445 Hijriyah.
Dengan demikian, program studi ilmu falak bersama himpunan mahasiswa ilmu falak melakukan pengamatan bersama untuk memfamiliarkan atau menganl lebib dekat satelit alami bumi yang senantiasa bermanfaat untuk kehidupan manusia dan menjadi petunjuk waktu ibadah.
Muh. Rasywan Syarif selalu ketua Prodi Ilmu Falak menyampaikan tanggapannya terkait diadkanannya kegiatan ini untuk dapat menjadi bahan edukasi secara untuk mahasiswa Ilmu Falak sendiri.
“Kegiatan ini juga menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa, InOMN juga menjadi pengingat dan memberikan kesempatan untuk kita untuk mengenal bulan. Kemdian mengapa yang terlihat fase bulan first moon, karena bulan terbit lebih cepat setelah magrib, berbeda dengan last moon itu akan muncul di waktu tengah malam,” ungkapnya.
Lebih Lanjut, ketua prodi yang dianggap sederhana ini oleh mahasiswanya, menyampaikan harapan dan apresiasinya diadakannya kegiatan ini agar tetap dilaksanakan karena memiliki izin resmi secara internasional.
“Harapan kami sebagai ketua prodi kegiatan ini harus senantiasa digalakkan, karena kegiatan ini dilaksankan serentak secara internaional dan kegiatan kita terdaftar secara international. Kami sangat senang juga dan bangga, karena kegiatan ini adalah pengamatan pertama semenjak ketua prodi ilmu falak FSH UIN ALAUDDIN MAKASSAR setelah dilantik,” jelasnya.
Lanjut, Nur Lela selalu Ketua HMJ Ilmu Falak juga menyampaikan mengapa penting kegiatan ini dilaksanakan, terkhusus sebagai bahan edukasi Untuk Mahasiswa Ilmu Falak.
“inONM merupakan salah satu malam pengamatan bulan yang dilakukan diseluruh dunia. Pengamatan ini memberikan dampak yang sangat besar bagi mahasiswa Ilmu Falak dikarenakan mahasiswa bisa mengamati bulan secara langsung,” jelasnya.
Lela juga menyampaikan apa saja yang dilakukan dalam kegiatan ini sehingga menjadi menarik.
“Selain itu, dilakukan juga pengenalan rasi bintang dan penggunaan teleskop, yang dipandu oleh ketua jurusan Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar. Hal tersebut juga menjadi hal yang penting diketahui oleh mahasiswa untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai astronomi yang tentunya memiliki banyak dampak bagi kehidupan manusia,” jelasnya.
Citizen Report : Fathur Muhammad