(Penulis : Muhlis Hadrawi)
Channelindonesia.id – Nama PERWIRA LPMT tidak lain adalah akronim dari ‘Perkumpulan Wija Raja (Perwira) La Patau Matanna Tikka (LPMT). Begitulah redaksinya sehingga disingkat PERWIRA LPMT. Organisasi ini didasari nilai-nilai solidaritas sosial dari para keturunan (wija) Raja La Patau Matanna Tikka Mangkau Bone XVI, Datu Soppeng XVIII dan Ranreng Tuwa Wajo XVIII, dari berbagai wilayah Sulawesi Selatan, Nasional, bahkan dunia.
Tepat pada 02 Februari tahun 2022 silam PERWIRA LPMT dinyatakan resmi terbentuk melalui inisiasi Akte Pendirian dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Hari ini, Jum’at tanggal 2 Februari 2024, PERWIRA LPMT genap berumur dua tahun.
Jika saja PERWIRA LPMT diibaratkan manusia, maka umurnya hari ini baru dua tahun. Yah, umur anak masih balita. Ciri fisik umur dua tahun ini, sang balita sudah pandai berjalan, bahkan sudah bisa pula berbicara. Kalau saja badannya bondeng-bondeng sudah pasti ‘comel’ kata orang Melayu. Hmmm…ia sungguh menggemaskan, pengen cubit pipinya yang montok. Orang Bugis katakan ‘mappakarennu-rennu’ alias ‘bikin hati gembira’.
Tampaknya memang PERWIRA LPMT memang masih berkarakter balita dua tahun hari ini. Kalau merujuk teori perkembangan anak, didapati usia anak dua tahun sudah lebih aktif bergerak.
Usia ini pun anak sudah gemar bermain-main dengan anak-anak sebayanya. Perbendaharaan kata yang mereka punya pun semakin berkembang sebagai modal bicara. Lagi pula pada umur balita, sang anak sudah bisa bermain-main menyusun dan membedakan warna, bentuk yang macam-macam.
Analogi sebagai balita, tampaknya sesuai dengan performance PERWIRA LPMT yang memang masih menampakkan perkembangan fisiknya seperti anak.
Tetapi, fase umur dua tahun menjadi salah satu hal yang sangat penting. Mengapa? Karena fase ini menjadi fondasi yang membentuk struktur untuk masa depan anak. Organisasi PERWIRA LPMT dibawah ketuanya Sapri Andi Pammulu, Ph.D. dan sekretaris umum Andi Dahrul, M.Si. terus menapaki prestasi dan gerakan kebudayaan.
Perkembangan dan sepak-terjang PERWIRA LPMT selama ini perlu diketahui. Mengapa demikian? Karena seiring berjalannya waktu, PERWIRA LPMT sebenarnya sudah mengambil peran penting dalam hal pemajuan kebudayaan Sulawesi Selatan. Dan, tentu saja ke depan PERWIRA LPMT akan merangkai pertumbuhan, perkembangan, dan peranan startegis dalam fasilitasi dan pemajuan kebudayaan.
Catatan ini adalah momen tanggal ulang tahun bagi organisasi PERWIRA LPMT. Setahu saya tidak ada agenda peringatan khusus pada hari ini (Jum’at 2 Pebruari 2024). Saya pastikan ini karena stahu saya PERWIRA LPMT bukanlah wadah sekadar perayaan hura-hura atau keramaian. Tetapi tampaknya PERWIRA LPMT lebih mau menengok jejak dua tahun perjalannya, menghitung langkah kerjanya, dan menjadikan momen untuk mengevaluasi sekaligus mengonstruksi visi dan misi ke depan.
Setiap saat PERWIRA LPMT merangkai diskusi demi diskusi, hingga terbaca kalau gagasan-gagasannya lebih dinamis. Tidak terkecuali agenda-agenda kebudayaan terus-menerus direlevansikan dengan situasi lingkungan sosial-kultural yang terkini. Hal-hal apa yang menjadi tuntutan, gerakan, dan strategi kebudayaan yang terpenting, selalu pula dibaca oleh PERWIRA LPMT. Memang umurnya baru dua tahun, namun PERWIRA LPMT aware dengan fenomena-fenomena kebudayaan terkini.
Dalam hal relasi dan komunikasi, PERWIRA LPMT juga masih seperti anak dua tahun. Ia terus mencari teman-teman bermainnya, terus menjalin interaksi dengan para wija untuk menggalang kekuatan, persatuan, dan harmonisasi antarpersonel organisasi. Ia juga terus memperkuat relasi dan relasi stakeholder misalnya dengan Kementeriian Kebudayaan RI, UNHAS, Indonesiana, Balai Pengembangan Kebudayaan IX, Pemkab Soppeng, Pemkab Bone, Pemkab Maros, dan lain-lain. Pada sisi yang sama, Ketua Perwira, Sapri Andi Pammulu, terus-menerus melakukan komunikasi dan terus menggali aspirasi dari para personel organisasi tanpa batas, tanpa sekat-sekat antara satu dengan lainnya.
Penghujung tahun 2023 PERWIRA LPMT bersama dengan Pemkab Soppeng, BPK wilayah IX, serta Kementerian Kebudayaan RI bahu-membahu melaksanakan even budaya bertaraf Internasional yaitu ‘Gau’ Maraja La Patau Matanna Tikka’ yang dilangsungkan di Soppeng. Tak terbilang kegiatan-kegiatan lain yang telah dilakukannya, naumn barangkali pada hari ulang tahun ke dua ini, menjadi saat yang pas bagi organisasi untuk tetap merefleksi diri. Tentu saja ada kekurangan yang terjadi pada masa lalu, sepatutnya menjadi bahan untuk perbaikan pada masa depan. Yang jelas, eksistensi PERWIRA LPMT pada esok hari memilih untuk terus mempromosikan kebudayaan Sulsel dan memperkuat eksistensinya di tengah masyarakat.
Performance PERWIRA LPMT senantiasa menguatkan kualitas pikiran-pikirannya dan kerja istimewa untuk kebudayaan. Itulah tampaknya, memang umur PERWIRA LPMT masih balita dua tahun, badannya masih comel-comel menggemaskan, namun pengalaman dan sepak-terjangnya sudah di atas bintara. Selamat ulang tahun PERWIRA LPMT.