Channelindonesia.id – Bertempat di Desa Patanyamang, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, Tim Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Universitas Muslim Maros (Fapertahut UMMA) menggelar kegiatan pengembangan geodataspasial distribusi bambu (opsi peningkatan ekonomi kreatif) sebagai mitigasi terhadap bencana longsor. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari yakni pada 17 – 18 September 2024.
Kegiatan ini merupakan program pengabdian yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, T. Heri Wibowo, S. Hut., M.Eng., Kepala Desa Patanyamang, Akbar, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Camba, Nur Aisyah Amnur, S.P., M.P., Ketua Gapoktan Desa Patanyamang, Nurhidayah, Ketua KTH Patanyamang II, Anwar, serta sejumlah masyarakat Desa Patanyamang yang tergabung dalam kelompok tani.
Tim PKM Fapertahut UMMA yang dinakhodai oleh Ir. Andi Nurul Mukhlisa S.Hut., M.Hut., IPP., didampingi 2 (dua) orang Dosen, di antaranya: Asriyani, S.P., M.P. dan Mirnawati S.Pt., M.Si., juga didukung oleh 4 orang Mahasiswa Fapertahut UMMA, antara lain: Idul Bahar (Prodi Kehutanan), Didit Ardiansyah (Prodi Kehutanan), Astriana (Prodi Agribisnis) dan Ilham Alamsyah (Prodi Peternakan).
Dalam keterangannya, Ketua Tim PKM yang juga Dosen Fapertahut UMMA, Ir. Andi Nurul Mukhlisa S.Hut., M.Hut., IPP., menyebutkan bahwa rangkaian kegiatan PKM yang telah dilakukan oleh UMMA diawali dengan diseminasi hasil penelitian terkait tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Camba yang diselenggarakan di Ruang Pertemuan Desa Patanyamang.
“Dalam penelitian yang pernah dilakukan, ditemukan fakta bahwa Desa Patanyamang memiliki 70% area dengan tingkat kerawanan longsor tinggi, dan 17% area dengan tingkat kerawanan longsor sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya adaptasi dan mitigasi bencana longsor di daerah tersebut. Adapun salah satu langkah adaptasi dan mitigasi yang diperlukan adalah optimalisasi data distribusi tanaman bambu dan pemanfaatannya. Karena bambu memiliki kemampuan menyimpan air yang sangat baik, sehingga berpotensi efektif dalam mengurangi risiko longsor,” jelas Ir. Andi Nurul Mukhlisa S.Hut., M.Hut., IPP.
Rangkaian kegiatan PKM Fapertahut UMMA yang juga telah dilaksanakan yaitu penguatan kapasitas kelompok di Ruang Pertemuan Sekolah di Desa Patanyamang. Adapun materi kelembagaan disampaikan oleh praktisi dari Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM), yaitu Teguh Bimantara, S.Hut., M.Hut.
“Di era KTH saat ini diperlukan fokus pada pengelolaan kelembagaan dan pengarsipan administrasi secara digital. Karena itu menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok masyarakat sehingga masyarakat diharapkan mau belajar dan memahami pentingnya penyimpanan informasi berbasis digital. Menjadi kunci dalam pengelolaan administrasi kelompok secara efisien,” ucap Teguh.
Bertempat di Sekertariat Gapoktan, dilakukan penguatan keterampilan kelompok yaitu pelatihan penggunaan GPS.
Update geodataspasial merupakan konsep baru bagi peserta, sehingga meningkatkan rasa ingin tahu mereka dan memotivasi mereka untuk lebih aktif dalam mengikuti pelatihan.
Selama sesi pelatihan penggunaan GPS, anggota kelompok masyarakat dibagi menjadi tiga kelompok, melakukan survei lapangan untuk menyusuri lokasi tanaman bambu di Desa Patanyamang.
“Dengan menggunakan teknologi GPS yang telah disediakan, masyarakat melakukan input titik koordinat setiap tanaman bambu yang ada di Desa Patanyamang. Data koordinat yang terkumpul nantinya akan diolah oleh Tim PKM dari Universitas Muslim Maros untuk keperluan analisis lebih lanjut,” ujar Ir. Andi Nurul Mukhlisa S.Hut., M.Hut., IPP.
Citizen Report : Aswadi Hamid (Mahasiswa UMMA)