Catatan Perjalanan dari Pondok Pesantren Hingga Gagal ke Semburan Lumpur Lapindo

0
100

Channelindonesia.id – Mengaji Al Quran atau bahasa jawanya nderes, menjadi santapan setiap hari bagi anak santri di Pondok Pesantren Tahfidz Quran An-Nurul Hidayah, beralamat di Banjarkota, RT/ RW: 01/04, Kelurahan Banjarkejen, Kecamatan Pandaan 67156, Kabupaten/Kota Pasuruan Jawa Timur.

Usai melaksanakan sholat wajib, subuh, dhuhur, ashar, maghrib serta isya’, sebanyak 7 anak santri, termasuk anak saya ini rutin membaca sekaligus menghafal ayat-ayat suci Al qur’an. Pada waktu tertentu, anak-anak santri yang mayoritas laki-laki ini, menyetor bacaan ataupun hafalannya dihadapan pengasuh pondok pesantren, untuk diperbaiki bacaan serta tajwidnya. Dari ketujuh santri, 4 diantaranya masih sekolah tingkat SMP atau Tsanawiyah sederajat.

Alhamdulillah, selama mondok tentram rasanya hati ini mendengar para Al Quran berjalan ini melantunkan ayat-ayat suci Al quran.

Khusus Jumat libur ngaji, sebagai gantinya, membersihkan seluruh ruangan pondok. Mulai dari kamar mandi, dapur hingga kamar-kamar para Santri.

Kondisi pondok terbilang cukup bersih meski panas sebab dari pengaruh iklim, hal tersebut lantaran Desa ini, belakangan ini tidak pernah tersentuh air hujan. Saking panasnya, nyamuk pun enggan menyenuh kulit anak-anak santri.

Namun demikian kondisinya, tak menyiutkan para santri melafal dan menghafal Al Quran. Dibalik itu semua, sebagai orang tua, kami bangga, salah satu putera kami ambil bagian dalam proses mendalami ilmu Al Quran di Ponpes ini.

Sebab memiliki anak atau cucu penghafal Al-Qur’an adalah keinginan almarhum mbah kakung atau kakeknya, semasa hidup boleh dibilang kyai di Desa, selain itu memiliki anak seorang hafidz sebuah kebanggaan bagi orang tua. Ada banyak keutamaan yang dijanjikan bagi penghafal Al-Qur’an dan orang tuanya, di antaranya; Mahkota untuk orang tua: Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menghafal Alquran dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota pada Hari Kiamat”.

Kemudian keistimewaan memiliki anak seorang hafidz Quran mejadi syafaat untuk keluarga: Penghafal Al-Qur’an dapat memberikan syafaat bagi keluarga di akhirat.

Perlakuan istimewa di akhirat: Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan perlakuan istimewa di hari kiamat dan akhirat. Dihormati di masyarakat: Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan tempat yang dihormati di masyarakat.

Derajat yang lebih tinggi di surga: Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan derajat yang lebih tinggi di surga. Dianggap sebagai keluarga Allah: Penghafal Al-Qur’an akan dianggap sebagai keluarga Allah di bumi.

Selain itu, ada beberapa keutamaan lain yang dijanjikan bagi penghafal Al-Qur’an, seperti: Didahulukan menjadi imam ketika shalat jama’ah, Didahulukan untuk dimakamkan, Diutamakan untuk menjadi pemimpin, Akan ditemani malaikat

Salah satu pendidikan yang tidak pernah diajarkan di sekolah formal yakni kejujuran, selalu menjaga kebersihan pondok pesantren, kerjasama dan sopan santun bergaul sesama santri, juga dengan pengasuh pondok.

Bagi hamba Allah yang ingin menyisihkan rejekinya silahkan hubungi nomor saya 082189107540 (Subhan Riyadi), amanah tersebut akan sampaikan langsung ke pengasuh pondok pesantren. Demikian pesan pengasuh pondok kepada saya selaku salah satu keluarga ponpes.

Atau bagi yang berdomisili di daerah tersebut silahkan melihat langsung ke ponpes.

Nyaris lupa, dimasa rehat mengaji, saya dan anak saya berjalan menyusuri pedesaan menuju kali atau sungai yang jaraknya tidak.terlalu jauh dari lokasi Pondok Pesantren.

Kondisi airnya cukup jernih, layak buat mandi, mencuci dan tidak berbau menyengat atau menyebabkan gatal-gatal pada kulit manusia. Memang ada beberapa sampah menodai kejernihan air kali tersebut.

Meski tidak terlalu lama di kali tersebut, entah apa nama sungainya, yang jelas apabila kali tersebut dikelola secara baik oleh Pemda Pasuruan/Bangil dan masyarakat sekitar. Misalnya melalui Prokasih (Program Kali Bersih) dari Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, tidak menutup kemungkinan kali di desa Banjarkejen Pandaan Pasuruan ini kedepannya akan menjadi alternatif objek wisata kali seperti di Yogjakarta.

Semburan Lumpur Lapindo

Usai lima hari mulai Selasa s/d Minggu, 5 – 10 Nopember 2024 merasakan aura positif mondok bersama anak saya, tempatnya di Ponpes An Nurul Hidayah Banjarkota, RT / RW: 01/04, Kelurahan Banjarkejen, Kecamatan Pandaan 67156, Kabupaten/Kota Pasuruan Jawa Timur. Berpamitan lah saya kepada pengurus ponpes untuk kembali ke Makassar.

Sebelum berpamitan, saya sempat ngomong sama adik ipar untuk mampir sejenak ke objek semburan lumpur lapindo. Maka berjalanlah kami dari pondok menyusuri perkebunan mangga di Banjarkejen, Bangil. Daerah Bangil Jawa Timur ini terkenal akan penghasil buah mangga premium jenis mangga Alpukat. Bahkan sampai dikirim keluar pulau Jawa hingga ke negara tirai bambu China.

Sesampainya di lokasi yang dimaksud, yakni di Lapindo, adek yang mengemudikan motor, berputar buat memasuki lokasi lumpur lapindo yang legendaris tersebut.

Dalam hati berkata, jika berhasil memasuki lokasi bekas semburan lumpur lapindo atau beberapa artikel menuliskan lumpur Sidoarjo, entah apa maksud dari menuliskan lumpur Sidoarjo, bukan Lumpur Lapindo berdasarkan sebab muasalnya semburan lumpur tersebut. Akan menjadi sejarah tersendiri bagi perjalanan saya ke Sidoarjo. Sebab tidak semua orang yang dinas maupun liburan ke Jawa Timur, mau mendatangi Lumpur Lapindo ini, kunjungan wisata favorit di Jawa Timur pasti berwisata ke Gunung Bromo, bukan ke Lumpur Lapindo, dan menurut saya memang masuk akal.

Rupanya, harapan itu tak seindah kenyataan. Hanya karena tindakan segelintir orang yang ingin mencari peruntungan dari bencana Semburan Lumpur Lapindo terjadi pada 29 Mei 2006 di Desa Renokenongo, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Semburan ini terjadi di lokasi pengeboran minyak bumi Sumur Banjar Panji-1 (BJP-1) yang dioperasikan oleh PT Lapindo Brantas Inc. Yang dikenang sebagai musibah mencekam kala itu.

Keinginan meihat langsung bekas semburan lumpur lapindo di Porong Sidoarjo itu gagal total, gegaranya sebelum kami memarkirkan kuda besi yang ditunggangi adek ipar, keberadaan kami mengundang perhatian para penguasa lokal lokasi lapindo.

Keberadaan kami disana langsung dihadang bapak-bapak seumuran almarhum bapak dan beberapa orang penunggu duduk di sebuah gardu sederhana yang terbuat dari kayu, menunggu objek “Wisata Lumpur Lapindo”, kemungkinan mereka warga setempat yang “menguasai” lahan lapindo tempat dulu mereka mencari kerja. Mereka terang-terangan minta uang parkir Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah), entah buat kepentingan operasional objek wisata, atau kepentingan perut mereka.

Bukannya melarang mereka mencari nafkah, tetapi gunakan dengan cara yang baik dan menghargai pengunjung, yang penasaran ingin melihat secara langsung dampak lumpur Lapindo yang melumpuhkan aktivitas masyarakat Porong Sidoarjo. Wajar saja, wisata lumpur lapindo sepi pengunjung, lantaran pelayanan kurang berkenan terhadap pengunjunglah penyebabnya.

Dari beberapa artikel yang berhasil dihimpun, berikut adalah beberapa fakta terkait semburan lumpur Lapindo;

Keberadaan semburan lumpur Sidoarjo merupakan satu sejarah dan melalui proses panjang, terjadi sejak tanggal 29 Mei 2006 dan sampai sekarang belum ada tandatanda akan berhenti. Pusat atau titik semburan lumpur Sidoarjo terletak di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo – Provinsi Jawa Timur, berjarak sekitar 200 m dari sumur pengeboran gas Banjar Panji – 1 milik PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo Kabupaten Sidoarjo.

Bencana ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama, mengingat sebagian dari para ahli geologi memperkirakan fenomena semburan akan berlangsung lebih dari 30 tahun, sementara bencana alam lain yang ada pada umumnya berlangsung pendek (banjir dalam hitungan hari/minggu, tsunami dalam hitungan jam, longsor/angin topan dalam hitungan menit, gempa bumi dalam hitungan detik).

Semburan lumpur di Sidoarjo/Lapindo diikuti oleh deformasi geologi yang aktif disekitar lokasi semburan. Menurut ahli Geologi berpendapat Lusi adalah fenomena gunung lumpur (mud volcano) yang terkait dengan aktivitas vulkanisme, dan belum bisa diprediksi kapan akan berhenti. Adapun Desa-desa yang terdampak lumpur Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, antara lain:

Desa Siring, Kecamatan Porong
Desa Renokenongo, Kecamatan Porong
Desa Jatirejo, Kecamatan Porong
Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin
Desa Sentul, Kecamatan Tanggulangin
Desa Besuki Jabon, Kecamatan Jabon
Desa Pejarakan Jabon, Kecamatan Jabon

Akibat semburan lumpur Lapindo, ribuan warga terpaksa pindah dari tempat tinggalnya. Semburan lumpur ini juga menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti tercemarnya air tanah di desa-desa sekitar tanggul.

Semoga lain waktu objek wisata Lumpur Lapindo dikelola secara profesional oleh pemangku kebijakan bekerjasama dengan warga desa, agar tidak terjadi konflik kepentingan dari bencana Lumpur Sidoarjo atau Lumpur Lapindo Brantas ini.

Dan saya berkesempatan berkunjung lagi ke bekas galian Gas Lapindo yang mengeluarkan lumpur hingga meluluhlantakan desa di Porong Sidoarjo dengan tenang, aman, nyaman tanpa was-was kena pajak parkir liar.

Penulis : Subhan Riyadi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini